Menambatkan Cinta Pada Waktu Dan Tempatnya,
Menghindari Ilusi Akibat Virus Cinta,
Dan Mewaspadai Angan-Angan Cinta Yang Kosong.
بسم الله الرحمن الرحيم
a adalah Angan-Angan Cinta yang kosong, ia adalah Wahmul Hubb (Ilusi Cinta).Cinta dunia, cinta kedudukan dan popularitas, cinta kepada lawan jenisnya, bahkan cinta kepada sesama jenis.. Mungkin Anda akan segera bertanya, “Apa yang salah?”. Tentu cinta tidaklah salah, tapi di mana dan kapan Anda meletakkan cinta, bagaimana memaknai cinta secara benar, itulah yang harus diketahui. Agar Anda tidak binasa bersama lenyapnya cinta sejati yang Anda miliki..
Sampai di sini boleh jadi Anda sudah faham dan bisa jadi Anda belum mengerti.. Baiklah mari sedikit kita uraikan gambarannya.
Ditinjau dari segi syariat, ada tiga jenis cinta:
- Cinta yang wajib.
- Cinta yang mubah (boleh).
- Cinta yang haram (terlarang).
Masuk pula dalam kategori ini jika seseorang telah ‘kasmaran’ terhadap apa yang ditontonnya, apa yang menjadi hobby dan permainannya, apa yang diidolakannya, baik secara langsung maupun melalui media, hingga tak sadar telah menguras jiwanya, fikirannya, hatinya, bahkan hartanya. Masih hangat diingatan kita bagaimana sekelompok manusia rela berebut ticket dengan bayaran mahal hanya untuk ketemu idolanya, ketemu ‘pujaan hati’ yang selama ini telah memenuhi relung hatinya..?! Jangankan Tuhannya? Dirinya pun tidak lagi dipedulikannya..
Di pihak lain ada seseorang yang bisa syakau (شوق = mabok kepayang, rindu berat) saat mendengar alunan lagu/ musik kesayangannya, bahkan melebihi maboknya karena miras.. Itu baru sekadar contoh.
“Dan di antara manusia ada yang mengambil selain Allah sebagai tandingan (sekutu), ia mencintainya seperti mencintai Allah, sedangkan orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 165)
Menyamakan cinta kepada Allah dengan selain-Nya saja bisa jatuh dalam syirik cinta, bagaimana lagi jika melebihi cintanya kepada Allah?
Hidup ini menjadi terasa Indah, memang di antaranya adanya faktor cinta, cinta antara sepasang swami-istri, cinta persaudaraan, cinta orang tua kepada anak-anaknya, cinta anak pada kedua orang tuanya, mencintai kaum dhuafa’, cinta keindahan dan sebagainya… Dan yang tertinggi dari semua itu adalah Mencintai dan dicintai Rabb yang Maha Tinggi dan Maha Terpuji, Allah Subhaanahu wata’alaa.
Namun sesunngguhnya ada satu jenis cinta yang banyak kesemuannya daripada sejatinya, lebih banyak efek negatifnya dari pada positifnya, ia lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Ia adalah Angan-angan cinta yang kosong, ilusi cinta, dan sebenarnya ia adalah virus cinta.. khusunya terkait hubungan cinta antara pria dan wanita dan sebaliknya (dan inilah yang menjadi sorotan utama pembahasan ini).
Ia sering dianggap obat meskipun beracun, ia sering dianggap sejati meskipun ilusi, ia sering disangka nyata meskipun fatamotgana..
Dan yang perlu diingat bersama, hal tersebut bisa menjangkiti siapa saja, tak peduli tua atau muda, sudah menikah atau masih lajang, pria maupun wanita. Fakta telah berbicara mengenai fenomena tersebut.
Pertanyaannya: Kapan itu bisa terjadi? Hal itu terjadi manakala cinta tersebut dibangun bukan dengan pernikahan, dan cinta tersebut dibangun secara ‘terlarang’.
Maka sekarang marilah kita lihat bersama beberapa poin pembahasan dalam beberapa bagian berikut ini agar kita semakin faham maksud dari pembahasan di atas.
- EFEK NEGATIF
Seseorang yang sedang terserang ilusi AAC (angan-angan cinta) memiliki efek negatif, semakin kronis keadaannya semakin besar efek yang ditimbulkan.
- Dari sisi agama
- Jatuh dalam kesyirikan yang diharamkan Allah.
- Menyerupai orang kafir dan taqlid buta dengan gaya hidup mereka, hal ini juga dilarang Allah
- Jatuh dalam perbuatan keji (Dosa besar)
- Lemahnya umat Islam dan kegembiraan serta penguasaan musuh agama.
2. Dari sisi Psikologis (kejiwaan)
- Hilangnya kepercayaan diri
- Depresi.
- Hilangnya rasa aman, nyaman, dan takut skandal/ kasus
- Gagal Studi
- Menunggu sesuatu yang tak pasti.
3. Dari sisi kesehatan (Jasmani)
Yang mempengaruhi tubuh/ jasmani, selain kerusakan psikologis jiwa dengan integritas fisik, kerusakan psikologis juga dapat menjadi alasan untuk terjadinya kerusakan fisik, seperti yang terjadi dan menimpa orang yang terkena penyakit angan-angan cinta yang kosong.
Prof. DR. Mustafa Mahmud dalam pembahasan cinta sebelum menikah, ia mengatakan: “Cinta adalah penyatuan mendalam, sehingga rentan terhadap serangkaian ledakan, penderitaan dan rasa sakit, dapat terus sampai mati, dan dapat mengakibatkan perubahan profil sepenuhnya, dan berbalik , berubah seiring dengan awal terjadinya perasaan angan-angan cinta tersebut. Adapun Cinta setelah menikah, itu adalah cinta sejati yang tumbuh dan hidup, dan tak mudah terlupakan, dan menganugerahkan keikhlasan, kesetiaan dan kemuliaan bagi pemiliknya.”
4. Dari Sisi sosial
- Menyebarnya tindakan amoral, kerusakan, korupsi dan berbagai kemaksiatan
- Kegagalan hidup pernikahan dan meningkatnya perceraian
- Kehancuran rumah tangga dan perselisihan anggota keluarga
- Penolakan pernikahan dan peningkatan jumlah gadis terlambat nikah (Perawan tua)/
- Pengkhiyanatan pasangan hidup
- Peningkatan angka pembunuhan dan kriminalitas
Jatuhnya martabat korban AAC, sehingga rela menyerahkan segala kehormatannya tanpa ada perasaan sayang lagi. Hilangnya rasa malu ketika virus cinta tersebut sedang menyerang jiwa seseorang
6. Kerusakan dari sisi fisik dan harta
Berapa banyak seseorang demi menggapai keinginannya dan memenuhi kesenangannya untuk meraih cinta, rela merogoh uang banyak dengan segala cara, entah untuk urusan narkoba, memnuhi permintaan yang ‘dicintainya’ dan sebagainya.
7. Kerusakan lain dari sekian jenis kerusakan adalah munculnya jenis ilusi cinta yang lain: Cinta sesama jenis.
- HAL-HAL YANG HARUS DIWASPAI SETIAP MUSLIM, KHUSUSNYA MUSLIMAH.
Terjatuhnya seseorang ke dalam apa yang
disebut angan-angan cinta yang kosong atau ilusi cinta, adalah karena
faktor-faktor berikut ini, dan ini pula yang hendaknya diwaspadai dan
dihindari:
- Memandang kepada gambar-gambar yang diharamkan.
- Berlebihan menggunakan HP/ Telephone
- Kekosongan jiwa, kekosongan ruhani, dan kekosongan perasaan
- Kebiasaan menyendiri
- Salah dalam menggunakan media yang bermacam-macam: Internet, majalah, tabloid, dll.
- Teman yang buruk
- Seorang wanita mencari jodoh sendiri
- Menolak untuk menikah pada waktunya tanpa alasan syar’i.
- Terlalu Mengidolakan seseorang karena sebab apapun.
- Taqlid buta, sok ikut-ikutan, selalu mengikuti apa yang trend, apa yang dilihat, apa yang didengar, tanpa mempedulikan untung rugi, manfaat madharatnya.
- Mencari solusi masalah hidup, seperti seseorang yang karena kurang perhatian akhirnya mencari perhatian semu dan salah, hingga akhirnya rela jatuh ke tangan ‘serigala berkulit manusia’.
- Korespondensi yang tanpa terkendali, baik Via Facebook, Twitter, BBM, SMS, MMS, YM, dan lain-lain. Kalau zaman dahulu hanya dengan surat-menyurat.
Artikel ini merupakan resensi dari Kajian dan Dialog bertajuk “Manajemen Cinta” di Radio BassFm Salatiga. Merujuk pula dari Risalah berjudul “Wahmul Hubb” , karya Syaikh Muhammad bin ‘Abdul ‘Aziz Al Musnid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar